Let's exchange and have some discussion in the comment box!
Cinta cinta cinta. Satu kata tetapi memiliki berbagai makna. Kita mungkin bisa menyepakati makna cinta secara umum adalah perasaan sayang kepada seseorang atau mungkin sesuatu, tetapi setiap orang memaknai kata tersebut berbeda-beda. Bahkan, seiring berjalannya waktu seorang bisa memaknai cinta dengan bermacam-macam cara. Sehingga kadang mempertanyakan apa itu dan bagaimana saya mencintai? Saya sudah hidup selama 22 tahun lebih 4 bulan tetapi sampai sekarang masih bingung memaknai cinta –dapat dikatakan saya bodoh dalam urusan cinta. Pernah dulu saya mencintai orang yang tidak pernah saya temui. Orang yang mendengar pengakuan saya reaksinya kebanyakan adalah tertawa dan tidak percaya. “Bagaimana bisa kamu percaya dia dan menyebut itu cinta bell? Kamu buta?”, begitu kurang lebih tanggapan mereka. Saya bahkan juga tidak mengerti kenapa bisa mencintai orang tersebut dan bertahan cukup lama dalam hubungan itu. Buta? Mungkin. Orang sering mengatakan kalau kita sedang jatuh cinta, kita seperti orang buta. Tidak mempedulikan keadaan dan terus menerabasnya. Saya selalu menanyakan “kenapa kamu suka saya?”, kepada orang yang menjalani hubungan cinta dengan saya. Jawaban mereka, “memangnya cinta butuh alasan?”, “karena kamu baik dan perhatian” yang membuat saya berpikir ‘sederhana sekali alasannya’. Mungkin, memang itu makna sejati dari cinta. Mungkin kita memiliki segudang alasan kenapa tertarik dengan seseorang, tetapi yang menjadikan kita ingin selalu bersama dia adalah ‘nyaman’.
Sebagai orang yang sudah berumur 20 tahun saya memiliki banyak pertimbangan dalam menjalin hubungan dengan seseorang. ‘Bagaimana keluarga si A?’, ‘Apakah si A dapat menerima kekurangan saya?’, ‘Kalau saya mempunyai hubungan dengan si A apakah kita akan cocok?’, dan sebagainya. Hal-hal itu yang kadang membuat saya enggan membangun suatu hubungan cinta dengan seseorang. Jadi saya berpikiran ‘tidak apa dia tidak membalas cinta saya, saya mencintainya dan akan mendukung dia’. Teman saya menganggap saya bodoh karena pemikiran itu. Katanya saya hanya buang-buang waktu. Mungkin benar, tetapi saya bisa apa ketika saya sudah terlanjur mencintai orang tersebut. Saya tidak bisa menolak panggilan hati saya. Pernah, ketika di Korea saya jatuh hati dengan seorang. Saya memberikan perhatian kepadanya dan bahkan mengungkapkan perasaan saya -hanya sekedar mengungkapkan perasaan tetapi tidak meminta suatu status. Dia membalasnya dengan ucapan terimakasih. Kata itu sudah membuat saya bahagia. Perasaan saya berarti tersampaikan. Meskipun hanya dibalas ucapan terimakasih saat itu, semenjak itu dia selalu membantu saya ketika saya mengalami masalah. Dari kejadian ini, saya selalu memegang teguh pemikiran saya. Bagi saya, bukan masalah dia mencintai saya atau tidak, tetapi apakah saya sudah mencintai orang tersebut dengan benar dan berbagi kebaikan dengannya? “If you light a lamp for someone else, it will also brighten your path”
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorPanggilannya Bella, seorang yang......begitulah Archives
September 2018
Categories
|